Selasa, 05 November 2013

Hadits Arba'in An Nawawi

Hadits ke-41

MENUNDUKKAN HAWA NAFSU

ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﺒﺪﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮﻭ ﺑﻦ ﺍﻟﻌﺎﺹ ﺭﺿﻲ
ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻣﺎ ﻗﺎﻝ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ - ﻻ ﻳﺆﻣﻦ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﺣﺘﻰ ﻳﻜﻮﻥ ﻫﻮﺍﻩ ﺗﺒﻌﺎُ ﻟﻤﺎ
ﺟﺌﺖ ﺑﻪ - ﺣﺪﻳﺚ ﺻﺤﻴﺢ ﺭﻭﻳﻨﺎﻩ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺤﺠﺔ
ﺑﺈﺳﻨﺎﺩ ﺻﺤﻴﺢ

Terjemahan:
Dari Abu Muhammad, Abdullah bin Amr bin
Al ‘Ash radhiallahu 'anhuma, ia berkata :
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah
bersabda : “Tidak sempurna iman
seseorang di antara kamu sehingga hawa
nafsunya tunduk kepada apa yang telah
aku sampaikan”. (Hadits hasan shahih
dalam kitab Al Hujjah)

Penjelasan:

Hadits ini semakna dengan firman Allah :
“Demi Tuhanmu, mereka tidak dikatakan
beriman sebelum mereka berhukum
kepada kamu mengenai perselisihan
sesama mereka dan mereka tidak merasa
berat hati atas keputusan kamu serta
menerima dengan pasrah sepenuhnya”.
(QS. 4 : 65)

Sebab turunnya ayat ini ialah karena Zubair
bersengketa dengan seorang sahabat dari
golongan Anshar dalam perkara air. Kedua
orang ini datang kepada Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa Sallam untuk
mendapatkan keputusan. Lalu Nabi
Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
“Wahai Zubair, alirkanlah dan tuangkanlah
air kepada tetanggamu itu”.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam
menganjurkan kepada Zubair untuk
bersikap memudahkan dan toleransi. Akan
tetapi, sahabat Anshar itu berkata : “Apakah
karena dia anak bibimu?” Maka merahlah
wajah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
Sallam kemudian sabda beliau : “Wahai
Zubair, tutuplah alirannya sampai airnya
naik ke atas pagar kemudian biarkanlah
hingga tumpah”.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam
melakukan hal semacam itu untuk memberi
isyarat kepada Zubair bahwa apa yang
diputuskan beliau mengandung mashlahat
bagi golongan Anshar. Tatkala orang Ashar
memahami sabda Nab Shallallahu 'alaihi wa
Sallam itu, maka Zubair menyadari apa yang
menjadi hak dan kewajibannya. Karena
kejadian itulah ayat ini turun.

Hadits yang shahih dari Nabi , beliau
bersabda : “Demi diriku yang ada di dalam
kekuasaan-Nya, seseorang di antara kamu
tidak dikatakan beriman sebelum ia
mencintai aku lebih dari cintanya kepada
bapaknya, anaknya, dan semua manusia”.

Abu Zinad berkata : “Hadits ini termasuk
kalimat pendek yang padat berisi, karena di
dalam kalimat ini digunakan kalimat yang
singkat tetapi maknanya luas. Cinta itu ada
tiga macam, yaitu cinta yang didorong oleh
rasa menghormati dan memuliakan seperti
cinta kepada orang tua, cinta didorong oleh
kasih sayang seperti mencintai anak dan
cinta karena saling mengharapkan
kebaikan seperti mencintai orang lain”.

Ibnu Bathal berkata : “Hadits di atas
maksudnya ---Wallaahu a’lam--- adalah
barang siapa yang ingin imannya menjadi
sempurna, maka ia harus mengetahui
bahwa hak dan keutamaan Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa Sallam lebih besar
daripada hak bapaknya, anaknya dan
semua manusia, karena melalui Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa Sallam inilah Allah
menyelamatkan dirinya dari neraka dan
memberinya petunjuk sehingga terjauh
dari kesesatan. Jadi, maksud Hadits di atas
adalah mengorbankan diri dan jiwa untuk
membela Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
Sallam berperang melawan bapak mereka
atau anak mereka atau saudara mereka
(yang melawan Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa Sallam). Abu Ubaidah telah membunuh
bapaknya karena menyakiti Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Abu Bakar
menghadapi anaknya, Abdurrahman, dalam
perang Badar dan hampir saja anak itu
dibunuhnya. Barang siapa melakukan hal
semacam ini, sungguh ia dapat dikatakan
kemauan-kemauannya tunduk kepada apa
yang diajarkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa
Sallam kepadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar